Selasa, 25 November 2014

LANDASAN WAWASAN NASIONAL

Berikut ini saya akan menjelaskan mengenai "LANDASAN WAWASAN NASIONAL".
Menurut prof. Dr. Wan usman (Ketua Program S-2 PKN – UI ) “wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.” jika menurut saya pribadi wawasan nusantara adalah cara pandang kita sebagai bangsa indonesia terhadap aspek-aspek kehidupan yang beragam dan cara pandang kedepan dalam membenahi kehidupan yang sudah sangat pesat dalam beerkembang.

LANDASAN WAWASAN NASIONAL

     Wawasan nasional dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan geopolitik yang dianut oleh Negara yang bersangkutan.

1. Paham-paham kekuasaan

A. Machiavelli (abad XVII)
     Dengan judul bukunya “The Prince” dikatakan sebuah Negara itu akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil :
1. Dalam merebut dan mempertahankan kekuasaan segala cara dihalalkan
2. Untuk menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (devide et empera) adalah sah.
3. Dalam dunia politik, yang kuat pasti yang dapat bertahan dan menang.

B. Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
     Perang di masa ddepan merupakan perang total, yaitu perang yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional. Napolon berpendapat bahwa kekuatan politik harus didampingi dengan kekuatan logistic dan ekonomi, yang didukung oleh social budaya berupa ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa untuk membentuk kekuatan pertahanan keamanan dalam menduduki dan menjajah Negara lain.

C. Jendral Clausewitz (abad XVIII)
     Jendral Clausewitz sempat diusir oleh pasukan Napoleon hingga sampai Rusia dan akhirnya ia bergabung dengan tentara kekaisaran Rusia. Ia menulis sebuah buku tentang perang yang berjudul “Vom Kriegen” (tentang perang). Menurutnya perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya perang sah-sah saja bila unuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa.

D. Fuerback dan Hegel (abad XVII)
     Paham materialism Fuerback dan teori sintesis Hegel menimbukan aliran kapitalisme dan komunisme. Pada waktu itu berkembang paha perdagangan bebas (merchantilism). Menurut mereka ukuran keberhasilan ekonomi suatu Negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan seberapa banayak emas yang dimiliki oleh Negara tersebut.

E. Lenin (abad XIX)
     Memodofokasi teori Clausewitz dan teori ini diikuti oleh Mao Zhe Dong yaitu perang adaah kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Perang bahkan perumpahan darah/ revolusi di Negara lain diseluruh dunia adaah sah, yaitu dalam rangka mengomunikasikan bangsa di dunia.

F. Lucian W. Pye dan Sidney
    Tahun 1972 dalam bukunya “Political Cultural dan Political Development” dinyatakan bahwa kemantapan suatu system politik hanya dapat dicapai apabila berakar pada budaya poliik bangsa yang bersangkutan. Kebudayaan politik akan menjadi pandangan baku salam melihat kesejahteraan sebagai satu kesatuan budaya.

     Dalam memproyeksikan eksistensi kebudayaa politik kebudayaan politik tidak semata-mata ditemukan oleh kondisi-kondisi obyektif tetapi juga harus menghayati kondisi subjektif psikologis segingga dapat menempatkan kesadaran dalam kepribadian bangsa.

      kiranya itu saja yang bisa saya sampaikan sebagai referensi pengetahuan dan sebagai pelengkap tugas yang diberikan oleh dosen. Artikel ini jauh dari kata sempurna kiranya mohon bantuan untuk kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar